daerah tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, jenis bahan, serta benang yang digunakan (Maftukha ,2017). Sambas juga memiliki seni kain tenun tradisional yaitu kain Lunggi. Ciri khas kain Lunggi terletak pada pinggir kain berwarna putih yang berbeda dari daerah lain.

Proses pembuatan kain songket Palembang harus melalui tiga tahap, yaitu pertama, mempersiapkan kompenen dari peralatan tenun ATBM gedokan. Kedua, pengolahan material bahan benang, dan ketiga, proses menenun benang pakan dan lungsi hingga menjadi sehelai kain songket. a. Komponen Peralatan ATBM Gedokan. Dari perkembangan alat tenun yang ada di masa sekarang semua asas teknologi berasal dari alat tenun gedokan. Sebagai cikal bakal alat tenun ini memang sangat sesuai dengan kebutuhan di masa lampau dimana membuat tenun bukanlah pekerjaan dalam arti ekonomi saja melainkan juga berhubungan dengan cita rasa dan sakral. Jadi alat ini sederhana bentuknya, lamban produksinya tetapi sangat intensif dalam menghasilkan karya. Dalam perkembangan alat tenun gedokan tersebut disebut ATBM. ATBM ini masih tetap menggunakan tenaga manusia tetapi ditambah dengan prinsip-prinsip mekanik pengungkit, maka alat ini lebih maju dan lebih cepat dalam menghasilkan tenunan. ATBM ini kebanyakan digunakan untuk menenun kain Gebeng maupun kain songket. Alat tenun terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan. Artinya bila satu saja bagian dari gedokan tersebut hilang maka gedokan tersebut tidak akan berfungsi sebagai alat tenun. Adapun nama-nama bagian dari alat tenun gedokan adalah sebagai berikut 1. Cacak, Merupakan tumpuan untuk meletakkan dayan, terdiri dari dua buah tiang ada yang berukir dan ada yang polos. 2. Dayan, Berupa sekeping papan tempat menggulung benang lungsi. 3. Apit, 4. Lempaut/Por, Penahan yang diletakkan di punggung penenun berfungsi untuk menahan benang lungsi. Bila alat ini terlepas maka benang pakan yang telah disusun menjadi kendur. Di bagian kanan dan kiri lempaut/por diletakkan seutas tali yang dihubungkan dengan apit. 5. Tumpuan, Merupakan penahan kaki penenun. 6. Beliro, Berfungsi sebagai penekan supaya benang pakan menjadi rapat, bentuknya berupa kayu pipih dengan panjang kurang lebih 1 meter. 7. Suri, Untuk menyisir benang pakan supaya benang pakan menjadi rapat sehingga hasil tenunan juga rapat. 8. Gulungan, 9. Cucuk karap/Nyincing, Berfungsi untuk membuka benang agar benang lungsi tetap kencang dan teratur letaknya. 10. Pelipiran, Berfungsi untuk membantu membuat motif dengan cara membuka benang lungsi sebelum dimasuki benang pakan. 11. Lidi/Gun, Berfungsi untuk membuat motif kain tenun. Semakin banyak motif kain tenun semakin banyak lidi yang diperlukan. Alat tenun ATBM Gedokan Gambar Alat tenun bukan mesin atau ATBM Gedokan. sumber, dok 2007 b. Pengolahan Material Benang Sebelum proses menenun dimulai sebelumnya benang lebih dahulu diolah. Bahan baku yang digunakan untuk tenun ikat, adapun proses pengolahan benang adalah sebagai berikut 1. Mencelup benang. Masukan air panas ke dalam baskom sebanyak yang diperlukan. Selanjutnya masukkan bahan pewarna aduk sampai larut setelah bahan larut masukan benang. Obat pewarna yang digunakan adalah naftol atau basis atau jenis lain seperti costik, BS, BO. Untuk menggunakan obat pewarna ini diperlukan keahlian khusus serta pengalaman. Komposisi obat pewarna sangat menentukan warna benang. Untuk mendapatkan warna gelap misalnya, diperlukan obat pewarna BO lebih banyak dari lainnya sedangkan untuk mendapatkan warna terang BO tidak diperlukan. Untuk mendapat warna cerah diperlukan obat pewarna lain lagi sedangkan untuk memunculkan warna perlu ditambahkan lagi obat merah B. 2. Menjemur benang Setelah benang dicelup kemudian diangkat dan dijemur sampai kering. 3. Meriring Benang tersebut diriring dikelos dengan berpuluh-puluh riringan / kelosan untuk mengetahui jumlah yang diperlukan. Mengani yaitu menyusun jumlah benang sesuai dengan bentuk dan kebutuhan seperti untuk membuat selendang dan kain. 5. Mencolet / melimar / nyecep Yaitu memberi warna lain pada benang yang telah diberi warna dasar untuk membuat bentuk atau warna lain. 6. Setelah dicolet dijemur lagi sampai kering. 7. Memasukan benang ke dalam sisir 8. Menggulung benang di dayan 9. Membuat motif, yaitu memasang gun kembang sesuai dengan rencana tenun yang dikehendaki. 10. Setelah benang diberi ragam hias / motif kemudian dipindahkan ke alat yang disebut pleting untuk kemudian menjadi benang pakan. Begitu juga dengan benang emas dipindahkan dari gulungan besar ke pleting. Pemindahan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut lilingan yaitu meriring / mengelos. Langkah-langkah untuk menenun adalah sebagai berikut 1. Setelah semua peralatan dan ATBM gedokan siap, penenun mulai menenun. Posisi tubuh duduk dengan kedua kaki diselonjorkan ke depan, sambil menekan penahan kaki. 2. Setelah benang digulungkan ke dayan dan sebagai benang lungsi ke apit, selanjutnya dimulai menenun. Menenun tenun ikat songket dimulai dengan matok / patuk. Patuk tidak memiliki ragam hias. Cara patuk adalah dengan memasukkan benang pakan diantara benang lungsi ke arah kanan, kemudian dengan menggunakan suri dan beliro benang pakan dirapatkan. Selanjutnya kembali benang pakan dimasukkan ke arah kiri dan dirapatkan dengan suri dan beliro. Begitu seterusnya sampai leher patuk kira-kira 10-15 cm. 3. Benang pakan disiapkan, digulung di pleting dan diletakan dikiri dan kanan penenun. Gulungan benang pakan tambahan ini digunakan untuk membuat motif pinggiran kanan dan kiri tenun ikat. Sama seperti menggerjakan patuk benang pakan disisipkan diantara benang lungsi kiri dan kanan, kemudian benang pakan polos. Baru kemudian disusun dan dirapatkan dengan beliro, begitu seterusnya. 4. Setelah matok, selanjutnya membuat motif tumpal kurang lebih 30 cm, baru selanjutnya ngembang yaitu membuat motif ragam hias ditengah kain. 5. Untuk membuat motif/ragam hias ini dipergunakan benang emas tambahan dan sisipkan diantara benang lungsi yang sudah memiliki motif. Selanjutnya digunakan sisir dan beliro untuk merapatkan benang pakan. Secara lebih terurai langkah-langkah dari menenun motif yaitu pertama, masukkan lidi kembang di tarik, angkat/tegakan pelipiran, masukkan incing/karap satu, sisir dengan suri masukkan baliro, masukkan benang pakan tambahan, tarik beliro, angkat incing/karap, sambil geser suri, masukkan beliro lagi dan pantak/tekan. Masukkan benang limar, pantak, masukkan benang tambahan emas pantak. Angkat incing/karap masukkan bambu, masukkan beliro, pantak masukkan benang limar pantak, begitu seterusnya. Setelah ditinjau di lapangan bahwa proses pembuatan kain songket membutuhkan waktu 4 minggu ditambah dengan pembuatan selendang songket membutuhkan waktu 4 minggu. Jadi setiap satu set produk songket bisa mencapai 1 hingga 2 bulan. Songket sangat dipengaruhi oleh tingkat kerumitan berbagai jenis ragam hias yang dibutuhkan. Bila produk songket tersebut menerapkan corak ragam hias lebih sederhana maka waktu yang dibutuhkan dalam memproses bahan baku benang hingga menenun, bisa mencapai waktu 2-3 minggu dalam setiap satu set produk songket. Gambar Proses menenun kain songket tawur di wilayah Ki Gede Ing Suro kota Palembang Dokumen, Netty Juliana2004 Tenunmemiliki makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing dan berbeda. Tenun sebagai salah satu warisan budaya tinggi (heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun
Songket merupakan sejenis kain yang biasanya ditenun dengan mesin tradisional, dan mempunyai corak rumit benang emas atau perak. Perkataan songket bermaksud membawa keluar atau menarik benang daripada kain atau menenun menggunakan benang emas dan segi sejarah, ia hanya dipakai golongan bangsawan - keluarga kerabat diraja dan orang besar negeri. Kehalusan tenunan dan kerumitan motif corak songket ketika itu menggambarkan pangkat dan kedudukan tinggi seseorang pembesar. Ia telah terkenal di Malaysia dan Indonesia sejak abad ke-13 yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi sebagai fabrik warisan agung. Selain mengangkat martabat si pemakai, motif dan warna tenunan songket melambangkan kedudukan seseorang. Sejarah Songket Sejarah dari mana datangnya kain songket itu tidak dapat dipastikan dengan tepat, namun dan asal usul perkataan songket dikatakan berasal daripada menyungkit’ kerana dalam bahasa Siam kek’ membawa erti menyungkit selain songkok’ China membawa maksud yang Robyn Maxwell 1990, pengetahuan orang Melayu mengenai teknik songket mungkin diambil daripada orang Cina yang memperkenalkan bahan logam tetapi kehadiran budaya dari Timur Tengah, Parsi, Turki dan Moghul India telah memperkukuhkan lagi banyak diketahui mengenai asal songket, tetapi kemungkinannya penenunan songket berkembang di Malaysia melalui perkahwinan antara keluarga diraja, yang merupakan strategi penyatuan biasa sekitar abad menggunakan teknik tenunan, di mana benang emas ditenun antara benang sutera pada kain latar. Fibrik yang mewah dan mahal ini menggambarkan struktur sosial dikalangan bangsawan Melayu. Corak dan Motif Songket Corak dan motifnya memaparkan ciri-ciri unik identiti orang Melayu dan sekali gus mencerminkan cita rasa budaya bangsa yang mekar dalam persekitaran yang kaya dengan keindahan dan keunikan. Antara corak yang digunakan Susunan bunga penuh Susunan bunga tabur Susunan bercorak Motif yang digunakan pula adalah seperti Motif Tumbuh-tumbuhan Motif Binatang Motif Alam/Benda Motif Kuih Proses Pembuatan Songket Secara ringkasnya proses menenun songket adalah dengan menggunakan teknik menyungkit iaitu menggunakan lidi buluh atau bilah nibung melalui benang loseng warp di permukaan alat tenun yang dipanggil kek tenun. Proses menyungkit dilakukan setelah benang karat butang disediakan. Benang karat butang digunakan untuk membuat reka corak atau sulaman benang Mencelup benang Benang perlu dibersihkan sebelum dicelup ke dalam pewarna. Setelah pewarnaan dibuat benang perlu di keringkan, sebelum kerja selanjutnya Melerai benangPelenting yang diperbuat daripada buluh kecil digunakan untuk melilit benang. Proses ini dilakukan dengan bantuan alat darwin dan alat pemutar Menganeng benang Proses membuat benang yang diregang di alat penenun bagi menentukan saiz panjang atau jumlah helai kain yang akan Menggulung Benang-benang yang diregang di alat menganeng ianian digulung dengan sekeping papan Menyapuk benang Setelah benang loseng dimasukkan ke dalam gigi atau sikat jentera, kerja-kerja menyapuk dilakukan. Dua urat benang loseng dikaitkan melalui setiap celah gigi dibuat daripada benang asing yang digelung. Benang loseng berangka genap dan ganjil akan diangkat turun naik secara berselang seli sewaktu Menyongket benang Proses mereka corak di atas benang loseng dengan menggunakan alat yang di panggil lidi dengan menyongketkan benang loseng sebanyak tiga atau lima lembar dan kemudian diikat dan dikenali sebagai proses ikat Menenun Alat torak yang diisi dengan benang pakan atau benang emas, dimasukkan ke kiri dan kanan di celah-celah benang loseng mengikut corak yang telah ditentukan hinggalah menjadi sekeping kain. Kain yang telah siap ini dipotong mengikut saiz. Songket masakini Hari ini, pemakainya lebih menyeluruh, tidak terhad kepada kerabat diraja. Cara pemakaiannya juga lebih meluas, bersesuaian dengan majlis begitu juga corak dan motifnya yang semakin kontemporari, sesuai dengan perubahan dan peredaran masa. Pemakaian songket kini turut berubah selaras dengan peredaran masa. Sebagai contoh, songket dijadikan sampin untuk dipakai oleh orang lelaki untuk menyambut Hari Raya, majlis pernikahan dan songket usaha untuk memastikan kesinambungan industri songket masih berterusan. Ia mencapai tahap yang memuaskan sehingga songket semakin popular digunakan sebagai busana majlis perkahwinan, hantaran perkahwinan, cenderahati dan hiasan dinding. Sumber Wikipedia
BABI PENDAHULUAN. Latar Belakang Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya, maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini dibuat dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi tinggi.Marilah kita Halo, Naifri, terimakasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah C. Kuning. Berikut ini penjelasannya ngket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak atau kuningdan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu seperti Palembang, Minangkabau hingga Samarinda Kata songket berasal dari kata sungkit dari kata kerja menjungkit benang. Sedangkan dalam arti khusus,sungkit adalah jarum dari tulang yang digunakan untuk menyulam. Kain sungkit adalah kain yang disulam, sedangkan bersungkit berarti menusukkan, menembus atau memasukkan benang. Para ahli sejarah mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad 11 setelah runtuhnya Kerajaan Melayu, memegang posisi perdagangan laut dan hegemoni perdagangan luar negeri. Sekitar abad ke delapan, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan kaya raya, sehingga emas sebagai logam mulia melimpah ruah. Sebagian emas itu kemudian dikirim ke Negara Siam yang diolah dan dijadikan benang emas untuk kemudian dikirim kembali ke Sriwijaya. Dalam hubungannya dengan benang emas, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa benang emas merupakan benang yang diimpor atau didatangkan dari Kot Canton Cina bersamaan dengan didatangkannya benang sutera. Emas yang melimpah ruah ketika zaman kerajaan dulu tercermin dari penggunaan emas dalam tenunan kain songket dan arti emas dalam bentuk rumah adat limasan. Dengan demikian, jawaban yang tepat seperti paparan diatas. Semoga Membantu ya.
Jumlahkarat yang digunakan biasanya hanya dua karat dan setiap karat mempunyai empat batang anak kayu. Kedua-dua cara digunakan untuk membuat kain cindai dan kain songket. Teknik buatan kain limar sama dengan kain cindai cuma perbezaannya sebelum ditenun, coraknya ditentukan dengan cara mengikat benang-benang itu berkelompok pada alat
Palembang memiliki cendera mata yang terkenal, yakni kain songket. Kalau ditengok dari beberapa sumber, songket berasal dari kata tusuk dan cukit, lantas diakronimkan menjadi sukit, kemudian menjadi sungki, dan akhirnya keluarlah kata songket. Songket mendapat pengaruh dari sejumlah budaya, antara lain India, Arab, dan China. Budaya ini dulunya dibawa para pedagang yang singgah di daratan Sumatera. Songket sudah dikenal semenjak Kerajaan Sriwijaya. Kain atau busana tradisional ini tidak semata sebagai penutup tubuh semata, tetapi juga pada pemaknaan suatu perhelatan dan simbolisasi harkat pemakainya. Salah seorang pengelola usaha songket yang ditemui Klasika Kompas sebelum pandemi dulu, Husaini, mengatakan, makna songket sangat dalam untuk mencitrakan pemakaiannya. ”Dulu tidak sekadar dipakai. Songket memiliki makna luas pada pemakaiannya yang dilukiskan dalam motif. Misalkan untuk para janda, motif yang dipakai adalah motif kosong. Untuk keturunan raja, motif lebih ramai dan besar-besar,” jelasnya. Benang emas Apa yang membedakan songket dengan kain tenun lainnya? Jika dicermati, songket adalah kain tenun yang menonjolkan benang emas. Fungsinya, menegaskan nilai prestise. Benang emas yang digunakan tak sekadar warnanya yang kuning berkilau, tetapi juga memang ada beberapa jenis benang yang mengandung emas asli. ”Yang membuat songket itu mahal tidak hanya karena waktu pengerjaan yang relatif lama, tetapi juga lebih pada bahan dasarnya. Benang emas sulit didapat di Indonesia. Sebagian besar pengusaha songket di Palembang masih mendatangkan benang emas dari China. Segulung benang emas harganya bisa jutaan rupiah,” ungkap Husaini. Bahkan, lanjutnya, benang emas yang tergolong paling bagus dan berkelas seperti benang mas “jantung”, harganya mencapai Rp 55 juta per gulung. Bahan baku yang mahal inilah yang kemudian membedakan kualitas dan menciptakan kelas songket tersendiri. Namun, benang emas murni kini sulit didapatkan lagi karena jarang diproduksi. Beberapa perajin songket di Palembang mau tak mau harus mendaur ulang songket yang sudah usang demi mendapat benang emas terbaik. Untuk mendapatkan benang emas yang terbaik dan tidak ada lagi di pasaran, pengrajin akan mencopoti atau membongkar songket yang sudah usang. Helai demi helai benang emas lawas itu kemudian digulung kembali untuk nantinya digunakan menenun songket dengan motif yang lebih baru. Jika kita ke Palembang dan menemukan songket seharga Rp 3 juta atau Rp 4 juta per lembar, ini bukanlah yang termahal. Sebab, kalau mau menemukan songket dengan kualitas tinggi, kita bisa meminta yang sudah disimpan lama, misalnya 15–25 tahun. Bila perajinnya menawarkan harga di atas Rp 25 juta, ya, inilah songket sebenarnya. Di sebuah gerai perajin songket di Palembang, Klasika Kompas pernah menemukan kain songket seharga Rp 50 juta. Sekilas tak ada yang istimewa, bahkan songket itu terlihat tua. Namun, karya terbaik tetaplah menjadi yang spesial walau dimakan usia. Baca juga Ikat Celup, Hasilkan Kain Kaya Motif Punya Kain Sutra? Ini Cara Mudah Menjaga Kehalusannya Warisan berharga Proses menenun songket. DOK INSPIRATORIAL KOMPAS Secara tradisi, orang Palembang pada masa lalu biasa mewariskan songket pada keturunannya. Mereka tidak membiarkan songketnya hanya terpakai oleh satu generasi. Yang menarik, songket itu akan disimpan di tempat yang aman. Karena selayaknya barang berharga, selembar songket kualitas terbaik kerap menjadi incaran para pencuri untuk dijual kembali atau hanya diambil benang emasnya. Saking berharganya songket, para perajin biasanya akan menyeleksi penenunnya dan memilih yang berkepribadian jujur. ”Ada beberapa kasus perajin yang kecolongan oleh pekerjanya. Biasanya pekerja yang tak jujur akan mengambil benang emas sedikit demi sedikit. Kemudian dirangkai kembali dalam satu gulungan lalu dijual lagi dengan harga jutaan rupiah,” ujar Husaini. Dari masa lalu hingga perkembangannya saat ini, songket Palembang sudah menjelma menjadi ikon bisnis tersendiri. Di Palembang, banyak perajin yang telah berhasil dalam berbisnis songket. Apalagi dukungan perbankan dalam bisnis ini cukup mampu membantu mengatasi persoalan modal. Para penenun yang selama ini masih bekerja di perajin besar juga berharap agar kelak dapat memiliki usaha songket sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya persatuan atau semacam koperasi yang bisa menaungi seluruh komunitas songket agar bisa berkembang bersama. Beberapa motif Di Palembang, kita bisa menemukan beberapa motif songket. Konon, songket pertama yang dikenal di Palembang adalah lepus. Songket ini kabarnya memiliki motif yang hampir seluruhnya terbuat dari tenunan benang emas. Songket lepus dahulu hanya dikenakan kaum bangsawan. Berikutnya ada songket limar. Seperti namanya, limar yang berarti berwarna-warni, songket ini memadukan benang emas dengan benang tenun biasa yang dicelupkan ke berbagai warna. Ada juga songket tabur. Songket ini dipenuhi motif kecil-kecil berupa bintang, bunga, dan lainnya yang menyebar di seluruh permukaan kain. Meski demikian, benang emasnya tetap terlihat menonjol. Kita juga bisa menemukan songket tretes. Songket ini hanya memiliki motif di ujung kain saja. Sedangkan di bagian lain dibiarkan polos tanpa motif atau diberi motif dominan yang berbeda dengan ujung-ujungnya. Adapun songket rumpak biasanya dipakai oleh kaum laki-laki saat acara pernikahan. Songket ini mirip tretes, tetapi memiliki motif dominan yaitu kotak-kotak. Katasongket sendiri dalam bahasa setempat mengandung arti mengait. Seorang pengrajin kain songket harus ahli dalam mengaitkan benang warna emas dan perak dalam rangkaian sehingga membentuk pola-pola yang sangat khas. Sampai saat ini pola yang dikenal dari kain songket adalah pola Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah. 3 Motifsongket pada kain tenun hampir sama dengan motif - motif pada kain songket. Bentuknya segi enam yang bagian dalamnya dihiasi bunga. Perbedaannya dengan kain songket terletak pada jenis benang yang digunakan. Kain songket menggunakan benang - benang warna emas dan perak, sedangkan kain tenun motif songket menggunakan benang dari bahan
Songketbungo pacik memiliki ciri khas sebagian besar motif terbentuk dari benang katun putih sehingga warna - warna mencolok seperti emas dan perak tidak begitu kentara. Warna hiasan ini hanya digunakan sebagai motif selingan. 5. Songket Limar Yang paling membedakan kain songket limar dengan kain songket lainnya adalah teknik pembuatannya.
putih semakin variatif. macammacam motif didominasi warna benangnya terbatas. digunakan berkembang gelap terang memberikan kesan bersih. materialnya terbuat bahanbahan kayu, batu, kain. tetapi karena dodot biasanya berwarna putih hitam. batik banten &.
Kainsongket dibuat dengan cara ditenun dengan menggunakan benang helai demi helai hingga menjadi satu lembar kain utuh yang cantik. Kain songket ditenun dengan menggunakan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas, tembaga, atau benang warna di atas benang lungsi. Ada kalanya kain songket memiliki

Sepertisongket, namun menggunakan benang katun khas Bima, NTB. Biasanya berwarna latar hitam atau merah dengan motif khas berwarna-warni merah, kuning dan hijau. Biasanya, teknik yang digunakan merupakan kombinasi antara tenun datar (pada motif garis-garis pinggirnya) dan tenun ikat (yang dilakukan pada motif di tengah-tengah kain yang

DiSidemen terdapat dua jenis utama kain tenun yang selama ini di pasarkan di Bali dan luar Bali. Kain tenun Ikat, biasa disebut Endek, dipakai sehari-hari. Sementara Kain Tenun Songket Bali digunakan untuk beragam upacara penting dalam siklus kehidupan masyarakat Bali. Kain Songket Sidemen Bali dapat dikatakan sebagai kain mewah yang memiliki Beberapacontoh motif /simbol yang bisa ditemukan pada kain songket dan maknanya antara lain: A.Motif Bunga Mawar Makna dan filsofi dari bunga mawar yang ditemukan pada motif kain songket memiliki makna menolak marabahaya. Kain songket yang memiliki gambar bunga mawar ini biasanya akan digunakan dalam upacara adat akikah/cukur rambut bayi.

sejarah dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Tenun sebagai salah satu warisan budaya tinggi (heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik dari segi teknik produksi, desain

Bahansutra, beledu, atau katun, dibordir dengan benang sutra, wol, atau rayon berwarna, mengikuti ragam hias yang biasanya ditemui pada songket-songket benang emas. Pada upacara di istana Pontianak, kain petak (kotak-kotak) dan tenunan tersebut dipakai sebagai sarung pinggang oleh laki-laki dari golongan yang rendah.

Benangkarat butang digunakan untuk membuat reka corak atau sulaman benang emas. 1. Mencelup benang Benang perlu dibersihkan sebelum dicelup ke dalam pewarna. Setelah pewarnaan dibuat benang perlu di keringkan, sebelum kerja selanjutnya dilaksanakan. 2. Melerai benang Pelenting yang diperbuat daripada buluh kecil digunakan untuk melilit benang.

KainUlos merupakan salah satu kain tradisional Indonesia terpopuler yang berasal dari Suku Batak, Sumatera Utara. Masyarakat Batak mengembangkan Kain Ulos dengan menerapkan metode penenunan tanpa mesin. Berbagai macam motif Kain Ulos memiliki makna yang istimewa dengan warna yang didominasi dengan warna hitam, putih, dan merah. Yanglainnya berkonsentrasi pada pemisahan warna dari kain bordir berdasarkan algoritma clustering GustafsonKessel (GK) [Kuo, 2012]. Namun, algoritma tersebut tidak dapat digunakan pada kain rajut lusi jacquard. Pola kain rajutan lusi jacquard berasal dari struktur kain tersebut, yang terdiri dari inlay, loop, fall plate dan lappet (Zhang dkk

Adabeberapa macam ulos yang dikenal dalam adat Batak. 8. Kain Tapis. Kain tapis berasal dari Lampung dengan teknik tenun menggunakan peralatan yang masih tradisional. Terbuat dari tenunan benang kapas dengan motof atau hiasan benang perak atau benang emas yang disulam. Motif yang sering digunakan biasanya adalah motif flora dan fauna.

Songketadalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Benang emas yang digunakan dalam kain songket sangat bervariasi, dalam kain songket yang asli ( buatan zaman dahulu
SumqIE0.