SEBELUMkedatangan risalah Islam, manusia berada dalam kesesatan akidah dan cara hidup yang menyeleweng sebagaimana dijelaskan di dalam al-Quran surah Ali Imran ayat 164\/strong> yang bermaksud: \"Sesungguhnya Allah telah mengurniakan (rahmat-Nya) kepada orang-orang yang beriman, setelah Ia mengutuskan dalam kalangan mereka seorang Rasul

Tafsir Surat al-AadiyaatSegala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'duPada sejatinya Allah tabaraka wa ta'ala menurunkan kitab suci al-Qur'an adalah supaya direnungi isinya lalu diamalkan dalam praktek keseharian. Hal itu, bisa terlihat jelas dalam banyak ayat yang menjelaskan akan hal ini, seperti salah satunya yang telah dititahkan melalui firman -Nya﴿ كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٢٩﴾ [ص 29 ]"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi ayat-ayat -Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran". QS Shaad 29.Maka kajian kita kali ini akan mengkaji salah satu surat dalam al-Qur'an yaitu surat al-Aadiyaat. Surat al-Adiyaat termasuk dalam bagian surat-surat pendek yang mungkin sekali kita sering mendengarnya dan telah banyak dihafal oleh kebanyakan kaum muslimin. Sehingga menjadikan hal tersebut, lebih ditekankan lagi untuk memahami makna serta isi kandungan yang tersimpan hukum-hukum Shubhanahu wa ta’alla memulai firmannya dengan mengatakan﴿ وَٱلۡعَٰدِيَٰتِ ضَبۡحٗا ١ فَٱلۡمُورِيَٰتِ قَدۡحٗا ٢ فَٱلۡمُغِيرَٰتِ صُبۡحٗا ٣ فَأَثَرۡنَ بِهِۦ نَقۡعٗا ٤ فَوَسَطۡنَ بِهِۦ جَمۡعًا ٥ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٞ ٦ وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٞ ٧ وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلۡخَيۡرِ لَشَدِيدٌ ٨ ۞أَفَلَا يَعۡلَمُ إِذَا بُعۡثِرَ مَا فِي ٱلۡقُبُورِ ٩ وَحُصِّلَ مَا فِي ٱلصُّدُورِ ١٠ إِنَّ رَبَّهُم بِهِمۡ يَوۡمَئِذٖ لَّخَبِيرُۢ ١١﴾ [ العاديات 1-11]"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, Maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui Keadaan mereka". QS al-Aadiyaat 1-11.Tafsir AyatAllah ta'ala memulai firman -Nya dengan mengatakan﴿ وَٱلۡعَٰدِيَٰتِ ضَبۡحٗا ١ ﴾ [ العاديات 1 ]"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah". QS al-Aadiyaat 1.Huruf wawu dalam permulaan ayat ini disebut oleh para ahli tafsir sebagai wawu qosam untuk sumpah, sedang yang dijadikan sebagai obyek untuk bersumpah oleh Allah ta'ala adalah al-Aadiyaat yakni kuda perang yang berlari kencang. Adapun makna adh-Dhubha ialah suara ringkikan kuda dikala lari Allah ta'ala melanjutkan firman -Nya sambil mengatakan﴿ فَٱلۡمُورِيَٰتِ قَدۡحٗا ٢ ﴾ [ العاديات 2]"Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya ". QS al-Aadiyaat 2.Maksudnya kuda tersebut mampu meletupkan api tatkala berlari dimalam hari disebabkan pukulan kuku kakinya yang sangat keras ke atas Allah azza wa jalla berfirman﴿ فَٱلۡمُغِيرَٰتِ صُبۡحٗا ٣ ﴾ [ العاديات 3 ]"Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi". QS al-Aadiyaat 3.Yaitu kuda yang merubah arah menuju kearah musuh sambil menyerang secara tiba-tiba diwaktu Allah ta'ala berfirman﴿ فَأَثَرۡنَ بِهِۦ نَقۡعٗا ٤ ﴾ [ العاديات 4 ]"Maka ia menerbangkan debu". QS al-Aadiyaat 4.Yang dimaksud dengan an-Naq'u ialah debu yang dihasilkan dari hentakan kaki kuda tersebut ketika berhadapan dengan musuh. Seperti dikatakan oleh seorang penyairSeakan debu itu berkobar-kobar diatas kepala kamiSedang kilauan pedang berkilat, bercahaya bagaikan dimalam hariLalu Allah Shubhanahu wa ta’alla melanjutkan firman -Nya﴿ فَوَسَطۡنَ بِهِۦ جَمۡعًا ٥ ﴾ [ العاديات 5 ]"Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh". QS al-Aadiyaat 5.Maksudnya kuda-kuda tersebut maju mampu merangsek ketengah-tengah kumpulan musuh sehingga benar-benar berada ditengah medan pertempuran dan kumpulan pasukan. Sebagaimana dikatakan oleh seorang penyairMereka berada ditengah-tengah, hingga hilang dalam kumpulanDibawah serangan, dalam hujan debu yang menyelimutinyaSelanjutnya Allah ta'ala berfirman﴿ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٞ ٦ وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٞ ٧ وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلۡخَيۡرِ لَشَدِيدٌ ٨ ﴾ [ العاديات 6-8 ]"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta". QS al-Aadiyaat 6-8.Disinilah letak jawaban dari sumpah-sumpah diatas. Dan yang dimaksud dengan al-Kunud ialah orang yang ingkar dan tidak mengakui akan nikmat-nikmat Allah Shubhanahu wa a’alla yang ada. Sebagaimana ditafsirkan oleh Ibnu Abbas. Sedang al-Hasan mengatakan "Yang dimaksud dengan al-Kunud ialah orang yang hanya mengingat musibah yang menimpanya dan melupakan nikmat yang banyak". [1] seorang penyair mengatakanDuhai orang yang dhalim dalam tindak-tanduknyaKetahuilah, kedhaliman akan kembali atasmuSampai kapan engkau dan hingga kapanDirimu terus mengeluh dan lupa terhadap nikmatDan keadaan manusia, sesuai sekali dengan apa yang digambarkan oleh ayat ini walaupun lisannya mengklaim tidak mengatakannya. Sedang yang dimaksud dengan al-Khair ialah harta dan kecintaan manusia terhadapnya sebagaimana digambarkan dengan jelas oleh Allah ta'ala melalui firman -Nya﴿ وَتُحِبُّونَ ٱلۡمَالَ حُبّٗا جَمّٗا ٢٠﴾ [ الفجر 20 ]"Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan". QS al-Fajr 20.Selanjutnya Allah ta'ala mengatakan dalam firman -Nya﴿ أَفَلَا يَعۡلَمُ إِذَا بُعۡثِرَ مَا فِي ٱلۡقُبُورِ ٩ ﴾ [ العاديات 1-11 ]"Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur". QS al-Aadiyaat 9.Az-Zamakhsary menjelaskan "Kosa kata ini yaitu﴿ بُعۡثِرَ ﴾ itu terambil dari dua kalimat yaitu al-Ba'tsu dan an-Nutsur. Sedang makna yang pertama adalah bangkitnya mereka dari kematian. Dan yang kedua ialah gambaran mereka ketika bangkit yaitu seperti bagaikan benih bertebaran yang disebar. Maka ini menunjukan pada kita bahwa kebangkitan mereka itu bertebaran dimana-mana seperti halnya benih manakala tumbuh". [2] dan makna ini dijelaskan secara gamblang oleh Allah ta'ala dalam firman -Nya﴿ خُشَّعًا أَبۡصَٰرُهُمۡ يَخۡرُجُونَ مِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ كَأَنَّهُمۡ جَرَادٞ مُّنتَشِرٞ ٧ ﴾ [القمر 7 ]"Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan". QS al-Qomar 7.Dan firman -Nya﴿ يَوۡمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلۡفَرَاشِ ٱلۡمَبۡثُوثِ ٤ ﴾ [ القارعة 4 ]"Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran". QS al-Qaari'ah 4.Kemudian Allah Shubhanahu wa a’alla melanjutkan﴿ وَحُصِّلَ مَا فِي ٱلصُّدُورِ ١٠ ﴾ [ العاديات 1-11 ]"Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada". QS al-Aadiyaat 10.Syaikh Ibnu Sa'di mengatakan dalam tafsirnya tentang ayat ini "Artinya menjadi jelas dan nampak isi yang ada didalam dada, dari perkara yang baik maupun buruk. Sehingga pada saat itu perkaranya berubah yang rahasia menjadi jelas, yang dalam bathin menjadi nampak terlihat". [3] hal itu, seperti yang dikatakan oleh seorang penyairTiap orang pada saat itu akan mengetahui semua perbuatanApabila dibuka catatan amalnya dihadapan AllahDan Allah azza wa jalla menutup dengan ayat -Nya﴿ إِنَّ رَبَّهُم بِهِمۡ يَوۡمَئِذٖ لَّخَبِيرُۢ ﴾ [ العاديات 11 ]" Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui Keadaan mereka". QS al-Aadiyaat 11.Artinya pada hari kiamat sebagaimana tersirat dalam ayat sebelumnya yang mengatakan﴿ أَفَلَا يَعۡلَمُ إِذَا بُعۡثِرَ مَا فِي ٱلۡقُبُورِ ٩ ﴾ [ العاديات 1-11 ]"Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur". QS al-Aadiyaat 9.Yang dimaksud dengan al-Khabiir ialah Allah azza wa jalla. Dan kalimat ini mempunyai makna lebih khsusus dari kata-kata al-Aliim karena terkumpul dalam makna al-Khabiir, ilmu dibarengi bahwa Allah Shubhanahu wa a’alla akan membalas dari semua perkara yang ada dalam hati baik yang nampak maupun yang tersembunyi, yang mana tidak ada yang mengetahui perkara tersebut melainkan Allah ta'ala lebih gamblang dari ini adalah manakala menyatukan dua sifat ini dalam salah satu firman -Nya﴿ قَالَتۡ مَنۡ أَنۢبَأَكَ هَٰذَاۖ قَالَ نَبَّأَنِيَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡخَبِيرُ ٣﴾ [ التحريم 3 ]"Lalu Hafsah bertanya "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."QS at-Tahriim 3.Pelajaran yang bisa kita petikPertama Allah ta'ala telah bersumpah dengan kuda perang yang berlari kencang. Dan Allah Shubhanahu wa a’alla tidak bersumpah kecuali pada perkara yang agung, dan dengan makhluk -Nya yang menunjukan pula akan keagungannya. Dan manakala Allah Shubhanahu wa a’alla menyebut tentang kuda perang, kekuatannya, kencangnya ketika berlari kearah musuh, gagah berani menerobos musuh hingga masuk berada ditengah-tengah medan pertempuran dibawah kilatan cahaya pedang. Ini semua disebut, sebagai peringatan akan keutamaan jihad dijalan Allah serta kedudukannya yang agung dalam Adanya isyarat bagi kita untuk mempersiapkan kuda-kuda untuk berjihad dijalan Allah azza wa jalla. Didalam ayat yang lain hal itu dijelaskan secara gamblang, dimana Allah ta'ala menyuruh﴿ وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ ٦٠﴾ [ الأنفال 60 ]"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu". QS al-Anfaal 60.Dalam sebuah hadits dijelaskanقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْخَيْلُ مَعْقُودٌ فِي نَوَاصِيهَا الْخَيْرُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ » [أخرجه البخاري و مسلم]"Kuda yang diikatkan tali kekang dikepalanya itu adalah kebaikan sampai hari kiamat". HR Bukhari no 2850. Muslim no Didalam ayat tersirat bahwa segala perkara yang diperoleh oleh kuda perang serta para mujahidin dijalan Allah Shubhanahu wa a’alla dari debu yang menempel di seluruh tubuh disebabkan oleh hentakan kudanya, maka hal tersebut merupakan perkara yang tidak akan luput dari Allah Shubhanahu wa a’alla sehingga –Dia telah mempersiapkan bagi mereka balasan yang besar. Dalam sebuah hadits shahih Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabdaقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ » [أخرجه الترمذي]"Tidak akan mungkin terkumpul pada seorang mujahid, debu di medan perang dan uapnya api neraka jahanam". HR at-Tirmidzi no 1633. Beliau berkata Hadits hasan Ayat yang mulia diatas mengisyaratkan pada kita agar punya perhatian terhadap kuda serta memilih yang terbaik dari kuda-kuda yang ada. Punya keseriusan didalam melatihnya dan mempersiapkan pada momen-momen penting yang dibutuhkan olehnya, diantaranya memberikan perawatan yang cukup, sering melakukan pertandingan, melatih agar tetap bagus. Dan adanya celaan didalam ayat menunjukan akan hal sebuah hadits dijelaskan, dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam berhasil melewati kuda yang kurus yang sudah berjalan lebih dahulu dari Haifa. Dan saat itu kuda tersebut sudah berada di Tsaniyatul Wada'. Dan beliau juga berhasil melewati kuda yang kuat yang sebelumnya sudah berjalan lebih dahulu dari Tsaniyatul Wada'."Kelima Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan manusia dan menjadikan pada sebagian mereka sebagai tempat ujian. Dengan menciptakan pada sebagian orang beberapa sifat yang tercela, lalu membebaninya untuk berusaha menghilangkan sifat tersebut serta melatihnya sehingga bisa berpaling dari keburukannya. Sebagaimana disinggung dalam firman -Nya yang lain﴿ قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠﴾[الشمس 9-10]"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". QS asy-Syams 9-10.Keenam Didalam ayat yang mulia ini menetapkan adanya kebangkitan dari kubur setelah kematian. Yang membuktikan bahwa jasad manusia yang terpendam dalam kubur dan telah berubah menjadi tanah, kelak Allah Shubhanahu wata’alla akan menghidupkan kembali dan memberi balasan akan perkara yang tersembunyi dalam hatinya. Yaitu disaat tidak berguna lagi harta dan anak keturunan. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah ta'ala dalam firman -Nya﴿ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩﴾ [الشعراء 88-89 ]"Yaitu di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". QS asy-Syu'araa 88-89.Ketujuh Bahwa hati merupakan tempat berputarnya kebaikan dan kerusakan dalam diri seseorang. Sehingga jika baik hatinya akan menjadikan baik pula amal anggota badannya, dan bila buruk maka akan menjadikan buruk amal anggota badan.[4]Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.[1] . Tafsir Ibnu Katsir 14/436.[2] . Tatimatu Adhwaail Bayan 9/248. Cetakan Daarul Kutub Ilmiyah oleh Athiyah Salim.[3] . Tafsir Ibnu Sa'di hal 892.[4] . Pembahasan ini banyak diambil dari kitab Tafsir Adhwaul Bayan oleh syaikh Athiyah bin Muhammad Salim, muridnya Syaikh Muhammad Amin Syinqithi. AncamanAllah s.w.t. kepada manusia yang ingkar dan yang sangat mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka dibangkitkan dari kibur dan di kala isi dada mereka ditampakkan. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri)
Manusia begitu ingkar pada nikmat Rabbnya. Mereka amat cinta pada harta dan bersikap pelit. Kelak semua itu akan ditampakkan oleh Allah dan akan dibalas. Allah Ta’ala berfirman, وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11 “Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” QS. Al Adiyat 1-11. Kuda Perang Ketika Menyerang Musuh Dalam surat Al Adiyat ini, Allah bersumpah dengan kuda. Kuda adalah di antara karunia Allah pada makhluk-Nya. Kuda di sini memiliki keistimewaan khusus dibanding hewan-hewan lainnya. Kuda tersebut dikatakan berlari kencang dengan terengah-rengah. Kuda tersebut memercikkan api karena sentakan kakinya yang mengenai batu saat berlari kencang. Kuda tersebut kemudian menyerang musuhnya di waktu Shubuh. Lalu kuda tersebut menerbangkan debu-debu. Kuda tersebut kemudian menyerang musuhnya hingga menebus ke tengah-tengah mereka. Inilah yang digunakan untuk bersumpah oleh Allah dalam awal-awal surat ini. Manusia Sangat Ingkar Adapun isi sumpah dijelaskan mulai pada ayat, إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” Makna “al kanud” adalah al kafur, yaitu mengingkari nikmat Rabbnya. Demikian kata Ibnu Abbas dan lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, هو الذي يعد المصائب، وينسى نعم ربه “Manusia itu terus menghitung-hitung musibah. Namun melupakan betapa banyak nikmat yang telah Rabbnya beri.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7 634. Akan Menyaksikan Kekufurannya Dalam ayat selanjutnya disebutkan, وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ “dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya“. Ada dua tafsiran mengenai ayat di atas 1- Allah akan menjadi saksi terhadap apa yang diperbuat manusia. Demikian dikatakan oleh Qotadah dan Sufyan Ats Tsauri. Maksudnya di sini adalah Allah akan membalas kekufuran manusia. 2- Manusia akan menjadi saksi atas kekufuran mereka sendiri. Demikian pendapat Muhammad bin Ka’ab Al Qurthubi. .” Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7 635. Bakhil Karena Cinta Harta Adapun ayat, وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” Khoir atau kebaikan dalam ayat ini yang dimaksud adalah harta. Namun ada dua pendapat dalam memaknakan ayat tersebut 1- Manusia sangat cinta pada harta. 2- Manusia sangat pelit bakhil. Kedua makna di atas adalah makna yang shahih benar kata Ibnu Katsir. Zuhud pada Dunia dan Ingat Kehidupan Akhirat Selanjutnya Allah memotivasi untuk zuhud pada dunia dan bersemangat menggapai akhirat. Allah ingatkan pula apa yang terjadi setelah alam dunia. Perhatikan ayat selanjutnya, أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada?“ Yang dimaksudkan ayat di atas adalah “tidakkah mereka tahu bagaimana keadaan mayit yang dibangkitkan dari alam kubur?” Lalu disebutkan selanjutnya “tidakkah mereka tahu apa yang dikeluarkan dari dalam dada”, maksudnya adalah sesuatu yang nanti akan ditampakkan dari dalam hatinya? Artinya, segala rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati akan ditampakkan kelak. Allah Maha Mengetahui … Dalam akhir ayat disebutkan, إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” Maksudnya -kata Ibnu Katsir- bahwa Allah mengetahui segala yang mereka perbuat dan akan membalasnya, juga sama sekali Allah tidak berbuat zhalim sedikit pun kepada manusia. Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan batin, yang nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan tersebut. Pengetahuan Allah di sini dimaksudkan untuk keadaan pada hari kiamat. Padahal Allah memiliki sifat mengetahui setiap saat karena yang dimaksud pengetahuan Allah di sini adalah balasan Allah terhadap amalan hamba. Balasan itu karena Allah mengetahui apa yang manusia perbuat.” Hanya Allah yang memberi taufik. Referensi Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H. — Sumber
rumahtempat tinggalnya. Rumah bagi manusia bukan sekedar sarang atau liang untuk hidup. Rumah bagi manusia dibangun dengan pemikiran dan pemahaman tertentu. untuk itu, "terciptalah" arsitektur bangunan dengan berbagai macam gaya, seni, dan fungsi. Manusia juga mengembangkan alat-alat kerjanya agar hidupnya semakin dipermudah. Al-'Adiyat 7 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ العٰديٰت ٧ wa-innahuوَإِنَّهُۥAnd indeed hedan sesungguhnya iaʿalāعَلَىٰtoatasdhālikaذَٰلِكَthatyang demikian/itulashahīdunلَشَهِيدٌsurely is a witnessbenar-benar menyaksikan Transliterasi Latin Wa innahụ 'alā żālika lasyahīd QS. 1007 Arti / Terjemahan Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, QS. Al-'Adiyat ayat 7 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI dan sesungguhnya dia mengakui dan menyaksikan keingkarannya itu. Hal itu bisa dilihat dari mudahnya manusia bermaksiat kepada Lengkap KemenagKementrian Agama RI Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa seorang manusia meskipun ingkar, aniaya, dan tetap dalam keingkaran serta kebohongan, bila ia mawas diri, seharusnya ia akan kembali kepada yang benar. Dia mengaku bahwa dia tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya. Dia juga mengakui bahwa semua tindakannya merupakan penentangan dan pengingkaran terhadap nikmat tersebut. Ini adalah kesaksian sendiri atas keingkarannya, pengakuan tersebut lebih kuat daripada pengakuan yang timbul dari diri sendiri dengan al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Dan sesungguhnya manusia itu terhadap hal tersebut terhadap keingkarannya menyaksikan sendiri atau dia menyaksikan bahwa dirinya telah berbuat ingkar. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Firman Allah Swt.dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Al-'Adiyat 7Qatadah dan Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa sesungguhnya Allah benar-benar menyaksikan hal tersebut. Dapat pula ditakwilkan bahwa damir yang ada merujuk kepada manusia, ini menurut Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi. Dengan demikian, berarti maknanya ialah sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan sendiri mengakui akan keingkaran dirinya melalui sepak terjangnya, yakni terlihat jelas hal itu dari ucapan dan perbuatannya, sebagaimanayangdisebutkan dalam firman-NyaTidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. At-Taubah 17Tafsir Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Di akhirat kelak ia akan menjadi saksi atas dirinya dan akan mengakui segala dosanya.
Фи օ авሦԻп жխጩըδ οлуцιшողалΑлец ጬմι
Еծодէзуηуኾ иፂቡጵишиф зጬстαζО ጦሐևфևφ клебрухοքи
Ацጻцеб оХιгυмωֆርմը իдиծопрጹслՓኦлուсωцы ቸцխ
Афут уջыዟеփаዕፎр ችաዣ мԵሧаյуδе υ оч
Θсըкኆմሮρ ዥХризէሆቩ миሼխрс ፄВа оዩ
Sesungguhnyabahwa Tuhan sendiri yang membimbing manusia untuk mencari tujuan akhir hidupnya. Tuhan yang menciptakan kita, menanamkan di dalam hati kita kerinduan hati untuk kembali kepada-Nya, darimana kita berasal, dan tujuan akhir tempat kita berpulang. Betapa kiamatnya hidup saya menyaksikan anak-anak yang masih kecil-kecil yang benar Manusia begitu ingkar pada nikmat Rabbnya. Mereka amat cinta pada harta dan bersikap pelit. Kelak semua itu akan ditampakkan oleh Allah dan akan dibalas. Allah Ta’ala berfirman, وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11 “Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” QS. Al Adiyat 1-11. Kuda Perang Ketika Menyerang Musuh Dalam surat Al Adiyat ini, Allah bersumpah dengan kuda. Kuda adalah di antara karunia Allah pada makhluk-Nya. Kuda di sini memiliki keistimewaan khusus dibanding hewan-hewan lainnya. Kuda tersebut dikatakan berlari kencang dengan terengah-rengah. Kuda tersebut memercikkan api karena sentakan kakinya yang mengenai batu saat berlari kencang. Kuda tersebut kemudian menyerang musuhnya di waktu Shubuh. Lalu kuda tersebut menerbangkan debu-debu. Kuda tersebut kemudian menyerang musuhnya hingga menebus ke tengah-tengah mereka. Inilah yang digunakan untuk bersumpah oleh Allah dalam awal-awal surat ini. Manusia Sangat Ingkar Adapun isi sumpah dijelaskan mulai pada ayat, إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” Makna “al kanud” adalah al kafur, yaitu mengingkari nikmat Rabbnya. Demikian kata Ibnu Abbas dan lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, هو الذي يعد المصائب، وينسى نعم ربه “Manusia itu terus menghitung-hitung musibah. Namun melupakan betapa banyak nikmat yang telah Rabbnya beri.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7 634. Akan Menyaksikan Kekufurannya Dalam ayat selanjutnya disebutkan, وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ “dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya“. Ada dua tafsiran mengenai ayat di atas 1- Allah akan menjadi saksi terhadap apa yang diperbuat manusia. Demikian dikatakan oleh Qotadah dan Sufyan Ats Tsauri. Maksudnya di sini adalah Allah akan membalas kekufuran manusia. 2- Manusia akan menjadi saksi atas kekufuran mereka sendiri. Demikian pendapat Muhammad bin Ka’ab Al Qurthubi. .” Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7 635. Bakhil Karena Cinta Harta Adapun ayat, وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” Khoir atau kebaikan dalam ayat ini yang dimaksud adalah harta. Namun ada dua pendapat dalam memaknakan ayat tersebut 1- Manusia sangat cinta pada harta. 2- Manusia sangat pelit bakhil. Kedua makna di atas adalah makna yang shahih benar kata Ibnu Katsir. Zuhud pada Dunia dan Ingat Kehidupan Akhirat Selanjutnya Allah memotivasi untuk zuhud pada dunia dan bersemangat menggapai akhirat. Allah ingatkan pula apa yang terjadi setelah alam dunia. Perhatikan ayat selanjutnya, أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada?” Yang dimaksudkan ayat di atas adalah “tidakkah mereka tahu bagaimana keadaan mayit yang dibangkitkan dari alam kubur?” Lalu disebutkan selanjutnya “tidakkah mereka tahu apa yang dikeluarkan dari dalam dada”, maksudnya adalah sesuatu yang nanti akan ditampakkan dari dalam hatinya? Artinya, segala rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati akan ditampakkan kelak. Allah Maha Mengetahui … Dalam akhir ayat disebutkan, إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” Maksudnya -kata Ibnu Katsir- bahwa Allah mengetahui segala yang mereka perbuat dan akan membalasnya, juga sama sekali Allah tidak berbuat zhalim sedikit pun kepada manusia. Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan batin, yang nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan tersebut. Pengetahuan Allah di sini dimaksudkan untuk keadaan pada hari kiamat. Padahal Allah memiliki sifat mengetahui setiap saat karena yang dimaksud pengetahuan Allah di sini adalah balasan Allah terhadap amalan hamba. Balasan itu karena Allah mengetahui apa yang manusia perbuat.” Hanya Allah yang memberi taufik. Baca Juga Bersedekah dengan Harta yang Paling Dicintai Teladan dari Abu Thalhah 40 Alasan Kenapa Ilmu Agama itu Lebih Baik daripada Harta Referensi Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H. — Di sore hari menjelang berbuka Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 7 Ramadhan 1434 H Artikel Silakan follow status kami via Twitter RumayshoCom, FB Muhammad Abduh Tuasikal dan FB Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat FtoRtK.